Blog / Real Weddings / Singgih & Nitama: Peleburan Adat Jawa dan Palembang dalam Perayaan Berpalet Terracotta

Singgih & Nitama: Peleburan Adat Jawa dan Palembang dalam Perayaan Berpalet Terracotta

Color:

Beberapa orang cenderung hanya membutuhkan waktu yang cukup sebentar untuk bisa dipertemukan dengan jodoh dalam hidup mereka, seperti yang dialami oleh dua sejoli Nitama Farsia dan Singgih Rizki Khoeri. Seorang teman di masa perkuliahan menjadi pembuka jalan bagi kedua belah pihak untuk memulai perkenalan di bulan April 2022. Merasa cocok satu sama lain, pasangan ini akhirnya memutuskan untuk berkomitmen ke jenjang yang lebih serius. "Hubungan kami terjalin selama kurang lebih 7 bulan, namun kami memiliki banyak kesamaan dan bisa menerima satu sama lain hingga yakin untuk melangkah ke jenjang pernikahan. Ini bukan soal waktu, namun orang yang tepat," ujar Nitama.

Sebuah pernikahan bernuansa terracotta yang memadukan akulturasi unsur Jawa dan Palembang pun berhasil dilangsungkan pada 5 Februari 2023. Bertempat di Thamrin Nine Ballroom, kemeriahan selebrasi tradisional dengan sentuhan modern tersebut turut disaksikan oleh lebih dari 1500 tamu undangan. Berbicara soal konsep pernikahan, kehadiran skema warna terracotta dan gold dipilih oleh pasangan ini lantaran kedua warna tersebut begitu mewakili estetika budaya Palembang, sementara untuk aksentuasi wayang dan ilustrasi batik pada sejumlah elemennya adalah representasi dari adat Jawa. "Biasanya warna yang diusung oleh penganut adat Jawa lebih kalem dan cenderung kurang berani, namun kali ini kami membuat adat Jawa yang lebih berani dengan penyematan warna," tutur Nitama.

Penerapan adat Palembang dilakukan pada saat prosesi akad nikah. Tampak seluruh pihak keluarga mengenakan kebaya beserta tanjak dan kain songket. Acara pun dibuka dengan prosesi Kandang Adat, dimana Singgih berjalan ke arah meja akad dengan dikalungkan selendang songket. Selendang songket ini merupakan warisan budaya secara turun-temurun, yang ditenun dengan menggunakan benang emas asli dan dibawa langsung oleh keluarga Nitama dari Palembang. Itulah mengapa momen Kandang Adat dinilai sebagai momen yang sakral sekaligus bersejarah. Sang mempelai wanita yang mengenakan kebaya besutan House of Verza kemudian diantar menuju meja akad dengan diapit oleh sepupu dan sahabat dengan diiringi lantunan instrumental Gending Sriwijaya. "Tidak disangka, adik Nitama yang menjadi wali nikah, walaupun sebenarnya itu merupakan momen yang menyedihkan, namun menurut Nitama itu adalah momen favorit karena bisa melihat adik seolah tumbuh menjadi sosok yang dewasa dan berani, walau tanpa ayah," pungkas Nitama. Usai tahapan akad nikah yang berlangsung penuh khidmat itu, Nitama bersama empat orang penari kemudian mempersembahkan Tari Pagar Pengantin yang menandakan perpisahan setiap calon pengantin wanita kepada keluarganya untuk membina rumah tangga yang baru.

Bila pada prosesi akad nikah semuanya seolah dilimpahi dengan keragaman budaya Palembang, maka saat resepsi, Singgih dan Nitama tampak kompak mengenakan busana dan riasan bergaya Jawa, begitu pula seluruh pihak keluarga yang dibalut dengan kebaya, beskap, dan kain batik. Tahapan kirab pengantin dengan iringan Tarian Cucuk Lampah di sepanjang jalur yang akan dilalui oleh pengantin resmi membuka rangkaian acara resepsi, dilanjutkan Tarian Gatotkoco Gandrung untuk menghibur para tamu undangan yang hadir. Ada yang unik dari momen pemotongan kue pengantin pasangan ini. Nenek dari Singgih yang telah berusia lebih dari 90 tahun, yaitu Mbah Uti, melakukan pemotongan kue sebagai tanda ucapan selamat dan rasa syukur dirinya atas pernikahan Singgih dan Nitama. "Kue tersebut merupakan kue kesukaan sang nenek sehingga beliau hanya mau merek kue tersebut dan kuenya di-request serta didekor khusus untuk kue pernikahan. Mbah Uti sangat Bahagia pada akhirnya Singgih melepaskan masa lajang sehingga memutuskan untuk memberikan 'hadiah' berupa kue pernikahan," jelas Nitama.

Salah satu momen yang paling tidak terlupakan bagi keduanya adalah proses persiapan pernikahan yang terbilang sangat singkat. "Pertemuan kami terjadi pada April 2022 dan Singgih sudah menanyakan terkait pernikahan, namun karena ayah Nitama baru saja meninggal sekitar 4 bulan sebelumnya, maka berdasarkan saran dari Mama, kami baru dapat menggelar acara (baik lamaran maupun akad dan resepsi) setelah 1 tahun Papa, yaitu setelah bulan Desember 2022," terangnya. Setelah melakukan diskusi alot oleh kedua belah pihak keluarga, tanggal pernikahan pun disepakati sebelum memasuki bulan Ramadhan, yaitu pada minggu pertama di bulan Februari. Waktu persiapan yang hanya sekitar 2,5 bulan saja membuat pasangan ini urung melakukan lamaran secara besar-besaran. Selain agar dapat fokus pada persiapan pernikahan, keluarga Nitama merupakan wanita kelahiran Kota Palembang sehingga keterbatasan jarak akan sulit jika harus melakukan lamaran dan pernikahan dengan jeda waktu yang sangat singkat.

Meski pada akhirnya kedua mempelai dan seluruh pihak keluarga terlihat sangat kompak, namun ternyata sempat terjadi perbedaan pendapat saat menentukan kebaya yang akan dikenakan oleh Nitama. "Ketika sudah mengetahui tanggal menikah, desainer yang saya pilih (tadinya) adalah Studio Boh, saya dan Singgih sudah melakukan fitting dan kami sudah memantapkan hati untuk menggunakannya, namun last minute kebaya tersebut dirasa oleh orang tua terlalu terbuka sehingga kami tidak dapat menggunakannya. Akhirnya saya mengubah desainer dan memilih House of Verza karena sejak awal orang tua saya mempercayakan pada desainer tersebut untuk mengikuti warna tema pernikahan kami yaitu terracotta-maroon dan gold," Nitama menjelaskan. Kendati demikian, perbedaan pendapat tersebut justru dinilai sebagai hal baik yang mampu mempererat hubungan masing-masing pihak keluarga ke arah yang lebih positif. "Kami pada akhirnya saling mengalah dan mendengarkan untuk mewujudkan pernikahan ini."

Add To Board
singgih-and-nitama-peleburan-adat-jawa-dan-palembang-dalam-perayaan-berpalet-terracotta-1
Add To Board
singgih-and-nitama-peleburan-adat-jawa-dan-palembang-dalam-perayaan-berpalet-terracotta-undefined
Add To Board
singgih-and-nitama-peleburan-adat-jawa-dan-palembang-dalam-perayaan-berpalet-terracotta-undefined
Add To Board
singgih-and-nitama-peleburan-adat-jawa-dan-palembang-dalam-perayaan-berpalet-terracotta-undefined
Add To Board
singgih-and-nitama-peleburan-adat-jawa-dan-palembang-dalam-perayaan-berpalet-terracotta-undefined
Add To Board
singgih-and-nitama-peleburan-adat-jawa-dan-palembang-dalam-perayaan-berpalet-terracotta-undefined
Add To Board
singgih-and-nitama-peleburan-adat-jawa-dan-palembang-dalam-perayaan-berpalet-terracotta-undefined
Add To Board
singgih-and-nitama-peleburan-adat-jawa-dan-palembang-dalam-perayaan-berpalet-terracotta-undefined
Add To Board
singgih-and-nitama-peleburan-adat-jawa-dan-palembang-dalam-perayaan-berpalet-terracotta-undefined
Add To Board
singgih-and-nitama-peleburan-adat-jawa-dan-palembang-dalam-perayaan-berpalet-terracotta-undefined
Add To Board
singgih-and-nitama-peleburan-adat-jawa-dan-palembang-dalam-perayaan-berpalet-terracotta-undefined
Add To Board
singgih-and-nitama-peleburan-adat-jawa-dan-palembang-dalam-perayaan-berpalet-terracotta-undefined
Add To Board
singgih-and-nitama-peleburan-adat-jawa-dan-palembang-dalam-perayaan-berpalet-terracotta-undefined
Add To Board
singgih-and-nitama-peleburan-adat-jawa-dan-palembang-dalam-perayaan-berpalet-terracotta-undefined
Add To Board
singgih-and-nitama-peleburan-adat-jawa-dan-palembang-dalam-perayaan-berpalet-terracotta-undefined
Add To Board
singgih-and-nitama-peleburan-adat-jawa-dan-palembang-dalam-perayaan-berpalet-terracotta-undefined
Add To Board
singgih-and-nitama-peleburan-adat-jawa-dan-palembang-dalam-perayaan-berpalet-terracotta-undefined
Add To Board
singgih-and-nitama-peleburan-adat-jawa-dan-palembang-dalam-perayaan-berpalet-terracotta-undefined

Vendors you may like

Instagram Bridestory

Follow @thebridestory on Instagram for more wedding inspirations

Visit Now
Visit Now